Kamis, 08 Januari 2009

Ponsel Sebagai Teknologi Budaya dan Budaya teknologi Peranan Perkembangan Teknologi Selular dalam mengbah perilaku dan budaya antar individu

Dari segi tren dan gaya hidup, masyarakat di pedalaman kini tak mau tertinggal dengan masyarakat kota. Perkembangan teknologi selular yang dibarengi dengan perkembangan teknologi HP dari berbagai merek, membuat masyarakat khususnya remaja, mengikuti tren berganti-ganti HP dengan seri terbaru. Perubahan gaya hidup ini juga disebabkan karena pengaruh budaya konsumerisme melalui iklan-iklan HP dan semakin meningkatnya daya beli mereka. Kini bagi masyarakat pedalaman, kehadiran ponsel bukan lagi menjadi kebutuhan tetapi sudah menjadi bagian dari perilaku kehidupan. Karena penggunaan ponsel memberi kontribusi yang cukup besar bagi pengembangan kompetensi sosial masyarakat.

Penggunaan ponsel juga memberikan perubahan interaksi sosial masyarakat, dilihat dari cara berkomunikasi. Kehadiran ponsel lambat laun mengurangi interaksi tatap muka. Penyebaran informasi yang sebelumnya dilakukan secara door to door kini cukup melalui SMS. Percakapan dengan tetanggapun bisa dilakukan tanpa beranjak dari tempat duduk. Hal ini kadang menimbulkan kekecewaan-kekecewaan baru karena kemajuan teknologi tersebut tidak diiringi dengan kesiapan mental masyarakat yang menerimanya. MELONJAKNYA penggunaan telepon seluler menarik perhatian para ahli ilmu sosial karena fenomenanya yang begitu unik dalam mempengaruhi perilaku dan interaksi sosial di masyarakat. Di beberapa negara Eropa semakin banyak murid sekolah yang salah menuliskan kata-kata karena terbiasa menggunakan SMS, fenomena yang dibahas dalam Simposium Bahasa di Madrid Spanyol. Salah satu kesimpulannya adalah penggunaan bahasa semakin efektif lewat SMS.

Pengiriman short message service (SMS) di seluruh dunia tahun 2002 mencapai 430 miliar, dan harian The Guardian di Inggris melakukan kompetisi penulisan puisi melalui SMS yang diikuti 8.000 peserta. Hasilnya menakjubkan, meski hanya memiliki 160 karakter, kreativitas manusia ternyata bisa lebih tersalurkan. Fenomena unik ini menginspirasi seniman Fiddian Warman dan Siobhan Hapaska untuk membuat patung SMS di Kota Loch Lomond, Skotlandia.

Tabel di atas memperlihatkan telepon seluler (ponsel) bisa menjadi working tool terutama bagi para pelaku bisnis maupun profesional untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja. Selain itu, juga untuk menjalin hubungan sosial, atau alat hiburan serta memperoleh informasi terdini mengenai topik tertentu.

AM Townsend (2000) menyatakan, di negara-negara berkembang ponsel telah mengurangi kesenjangan berkomunikasi di masyarakat. Penelitian yang dilakukan International Telecommunication Union (2001) menemukan bahwa jumlah penggunaan ponsel di 100 negara-negara miskin melampaui telepon tetap dan komputer, karena harga ponsel terjangkau.

Pemanfaatan ponsel berbeda pada setiap kelompok masyarakat. Bagi pelaku bisnis, ponsel lebih banyak digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Kalaupun digunakan untuk hal-hal yang sifatnya menghibur, biasanya dilakukan pada waktu senggang. Misalnya saat menunggu jadwal keberangkatan, saat di dalam mobil yang menggunakan sopir, atau saat istirahat.

Bagi anak muda, selain untuk berkomunikasi lebih sering untuk hiburan seperti kirim gambar, musik, atau permainan. Di samping itu, telepon ponsel dijadikan identitas status sosial mereka. Setiap kali keluar telepon model mutakhir, mereka berupaya untuk mendapatkan dan memperlihatkannya kepada teman. Mereka juga sering meminjamkan ponselnya dan memperlihatkan pesan-pesan yang diterima ke temannya.

Penggunaan ponsel bukan lagi sebagai alat berkomunikasi semata, melainkan juga mendorong terbentuknya interaksi sosial yang sama sekali berbeda dengan interaksi tatap muka. Orang yang tidak suka tampil di tempat umum bisa melakukan interaksi dan komunikasi sosial dengan yang lainnya, sambil mempertahankan ruang pribadinya sendiri. Artinya, seseorang bisa berada di ruang publik meskipun secara fisik dia tidak berada di sana.

Beberapa penelitian memperlihatkan, penggunaan ponsel memberi kontribusi yang cukup besar bagi seorang anak untuk dapat mengembangkan kompetensi sosialnya. Misalnya, kecepatan bereaksi dan beradaptasi dalam menghadapi situasi yang tidak diprediksikan sebelumnya. Dia juga bisa mengembangkan kemampuan berbicara dan membahas topik-topik di luar perkiraannya.

Melalui ponsel si anak belajar dengan cepat untuk menilai sifat dan karakteristik lawan bicaranya meski tak pernah bertemu. Dengan sendirinya ia juga belajar dengan cepat berperilaku dengan kelompok bicara yang baru dikenalnya.

Ini semua terjadi karena ponsel si anak selalu dalam keadaan hidup dan sering kali menerima telepon di luar waktu yang diharapkan. Juga dengan topik yang tak terpikirkan sebelumnya.

Tidak ada komentar: